Minyak Merangkak, Harga minyak mentah di pasar spot terpantau merangkak naik usai munculnya optimisme pasar di tengah pembicaraan dagang antara dua negara besar di dunia.Pada penutupan pembukaan perdagangan Senin (9/6/2025), harga minyak Brent naik 0,03% di posisi US$66,49 per barel. Begitu pula harga minyak WTI yang mengalami apresiasi 0,03% di posisi US$64,6 per barel dibandingkan perdagangan sebelumnya (6/6/2025).
Pasar keuangan global tengah menantikan perkembangan positif dari pertemuan dagang antara Amerika Serikat dan China yang berlangsung di London. Optimisme ini turut mempengaruhi harga minyak dunia yang menunjukkan tren kenaikan setelah beberapa waktu mengalami tekanan. Artikel ini akan membahas dinamika pasar terkini, faktor-faktor yang mempengaruhi harga minyak, serta dampaknya terhadap perekonomian global.
Optimisme Minyak Merangkak Pasar Menyambut Perundingan Dagang AS-China
Pada hari Senin, 9 Juni 2025, harga minyak menunjukkan pergerakan stabil menjelang dimulainya perundingan dagang antara Amerika Serikat dan China di London. Harga minyak Brent berada di kisaran $66,41 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan sekitar $64,54 per barel. Kendati terjadi sedikit penurunan dibandingkan harga penutupan sebelumnya, harga minyak tetap mempertahankan sebagian besar kenaikannya dari minggu sebelumnya. Kenaikan tersebut didorong oleh optimisme pasar terkait kemungkinan resolusi dalam sengketa perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia ini.
Perundingan ini menjadi sorotan utama pasar karena dapat mempengaruhi aliran perdagangan global dan permintaan energi. Sebelumnya, kedua negara telah menyepakati gencatan senjata selama 90 hari dengan mengurangi tarif menjadi 10%, memberikan harapan bagi penyelesaian lebih lanjut dalam hubungan perdagangan mereka.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Minyak Merangkak
Beberapa faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga minyak saat ini antara lain:
- Perundingan Dagang AS-China: Kemajuan dalam perundingan ini dapat meningkatkan kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi global, yang pada gilirannya mendorong permintaan energi.
- Data Ekonomi China: Meskipun ada penurunan ekspor dan deflasi produsen di China, data impor minyak yang lebih tinggi menunjukkan adanya permintaan domestik yang kuat, memberikan dukungan terhadap harga minyak.
- Kebijakan OPEC+: Rencana peningkatan produksi oleh OPEC+ pada bulan Juli dapat mempengaruhi keseimbangan pasokan dan permintaan minyak global.
- Produksi AS: Penurunan jumlah rig pengeboran minyak di AS menunjukkan potensi penurunan produksi di masa depan, yang dapat mendukung harga minyak.
Dampak terhadap Perekonomian Global
Kenaikan harga minyak dapat memiliki dampak ganda terhadap perekonomian global. Di satu sisi, kenaikan harga minyak dapat meningkatkan pendapatan negara penghasil minyak dan mendukung investasi di sektor energi. Namun, di sisi lain, biaya energi yang lebih tinggi . Hal ini dapat menekan daya beli konsumen dan meningkatkan biaya produksi di sektor industri.
Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, kenaikan harga minyak dapat mempengaruhi neraca perdagangan dan inflasi. Pemerintah perlu memantau perkembangan ini dan menyesuaikan kebijakan ekonomi untuk menjaga stabilitas makroekonomi.
Prospek Pasar Minyak ke Depan
Melihat perkembangan saat ini, pasar minyak menunjukkan tanda-tanda pemulihan seiring dengan meningkatnya optimisme terhadap penyelesaian sengketa perdagangan AS-China. Namun, ketidakpastian tetap ada, terutama terkait dengan kebijakan produksi OPEC+ dan dinamika ekonomi global.
Kesimpulan
Harapan pasar terhadap hasil positif dari perundingan dagang antara China dan Amerika . Hal ini menjadi pendorong utama pergerakan harga minyak dunia belakangan ini. Meski kondisi ekonomi global masih diliputi ketidakpastian, optimisme atas tercapainya kesepakatan antara dua kekuatan ekonomi terbesar tersebut mampu menciptakan sentimen positif yang mengangkat harga minyak secara bertahap.