Durian, Digemari Orang Eropa & Dijual Mahal
Dalam waktu lama, orang Eropa tak pernah mengenal buah yang memiliki karakteristik unik. Mereka hanya menyantap buah berukuran kecil-sedang dengan rasa manis-asam. Barulah ketika era penjelajahan samudera dimulai, mata mereka terbuka.
Ternyata di belahan dunia lain ada buah berduri, berukuran sangat besar, dan berbau menyengat, tapi memiliki rasa lezat. Buah itu adalah durian yang bernama Latin Durio zibenthinus Murr.
Buah ini berasal dari negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Bukti tertua mengenai durian terdapat di Candi Borobodur yang berasal dari tahun 824 Masehi. Kala itu, penduduk Jawa sudah menyantap durian. Lalu menjadikannya sebagai persembahan dan objek jual-beli.
Sementara orang Eropa, baru menemukan durian di tahun 1500-an. Di Indonesia, catatan awal durian diperoleh dari penjelajah bernama Linschott. Pada 1599, dia menulis kalau durian “punya rasa sangat enak. Dan paling enak dibanding buah lain di dunia”.
Meski begitu, catatan yang membuat orang Eropa makin mengenal durian baru ditulis tahun 1741 oleh peneliti Rumphius. Lewat Herbarium Amboinense, Rumphius bercerita di tanah Indonesia, terdapat tiga varietas durian, yang salah satunya tumbuh di Kalimantan.
Ketika pertama kali melihat, dia kaget sebab ukurannya lebih besar dari kepala manusia. Bentuknya berduri dan berbau menyengat, tapi saat dicicipi rasanya sangat lezat. Temuan buah itu ditulisnya sebagai Durio, yang kelak menjadi nama Latin durian.
Berkat paparan detail Rumphius, rasa penasaran orang Eropa memuncak. Setelahnya, banyak dari mereka datang dan salah satu kegiatannya mencicipi durian. Salah satunya adalah orang Skotlandia, John Crawfurd. Sekitar 1820 dia pertama kali mencoba durian.