Borong Gandum AS, Sejumlah pabrik tepung terigu di Indonesia bakal membeli setidaknya 1 juta ton gandum AS. Rencana ini akan ditegaskan dalam kesepakatan – yang akan diteken atas nama Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTIND). Disebutkan, kesepakatan ini sebagai bagian dari salah satu upaya pemerintah RI dalam menghindari efek buruk kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump atas impor dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
RI Mau Borong Gandum AS Rp24,34 Triliun Sampai Tahun 2030, Demi Apa? – Sebelumnya pada pekan lalu, Donald Trump menyatakan akan mengumumkan tarif baru terhadap berbagai negara. Dan, mengingatkan pungutan akan kembali dikenakan ke posisi yang lebih tinggi dari pengumuman April 2025 lalu. Sebagai catatan, tarif yang diumumkan Trump pada April 2025 lalu ditunda masa berlakunya selam 90 hari sejak diumumkan.
RI Mau Borong Gandum AS Rp24,34 Triliun Sampai Tahun 2030, Demi Apa?
Pendahuluan
Baru-baru ini muncul kabar bahwa Pemerintah Indonesia berencana membeli gandum asal Amerika Serikat senilai Rp 24,34 triliun hingga tahun 2030. Angka yang cukup besar ini menimbulkan pertanyaan: Mengapa Indonesia melakukannya? Apa urgensinya?
Artikel ini akan membahas latar belakang, tujuan, manfaat, dan implikasi dari rencana borong gandum tersebut.
Latar Belakang: Ketergantungan Gandum RI
Konsumsi dan Impor Gandum Meningkat
-
Gandum saat ini menduduki posisi kedua sebagai bahan utama pangan olahan di Indonesia setelah beras .
-
Sepanjang Januari–Agustus 2024, impor gandum dan meslin mencapai 8,44 juta ton senilai US$ 2,56 miliar (~Rp 39,2 triliun) .
-
Australia, Kanada, Iran, dan Argentina adalah pemasok utama; impor dari Ukraina meningkat pesat meski masih relatif lebih kecil.
Risiko Ketahanan Pangan
-
Ketergantungan tinggi pada gandum impor meningkatkan kerentanan terhadap gangguan pasokan global, seperti perang atau cuaca ekstrem .
-
Pandemi COVID-19 dan konflik Rusia–Ukraina sempat memicu lonjakan harga dan kekhawatiran terhadap pasokan gula maupun gandum .
Tujuan Borong Gandum AS Rp 24,34 Triliun
Menstabilkan Harga dan Pasokan
-
Investasi pembelian gandum ini bertujuan menciptakan jatah pasokan jangka panjang agar Indonesia tidak bergantung pada pembelian spot dengan harga fluktuatif.
-
Dengan kontrak jangka panjang, Indonesia dapat menegosiasikan harga dan volume lebih stabil, mengurangi risiko volatilitas.
Diversifikasi Sumber Impor
-
Selama ini pemasok utama seperti Australia dan Kanada menjadi tumpuan. Borong dari AS membuka peluang diversifikasi, menyeimbangkan risiko geopolitik.
-
Amerika Serikat merupakan produsen gandum besar dengan kualitas tinggi dan rantai pasokan global yang kuat.
Ketersediaan Untuk Industri dan Pakan Ternak
-
Sebagian besar gandum impor dikonsumsi oleh industri pangan: mie instan, roti, kue, gorengan, hingga pakan ternak .
-
Kontrak jangka panjang memastikan suplai konsisten untuk kebutuhan industri besar dan peternakan.
Katalis Pengembangan Gandum Lokal
-
Kontrak impor bisa menjadi landasan untuk riset gandum tropis, hibah varietas unggul, maupun teknologi budidaya .
-
Kementan intensif mempelajari riset bersama Brasil, Yordania, dan Australia untuk mencari varietas gandum unggul di dataran tinggi tropis .
Manfaat dan Dampak Positif
Mengurangi Risiko Pasokan
-
Kontrak jangka panjang terhadap AS memperkecil dampak inflasi akibat gangguan global, misalnya konflik geopolitik atau perubahan iklim.
Memperkuat Negosiasi
-
Volume pembelian besar memberi posisi tawar lebih dalam negosiasi harga, kualitas, hingga infrastruktur seperti pengiriman dan logistik.
Mendorong Hilirisasi
-
Kepastian bahan baku memacu industri tepung, makanan olahan, dan peternakan untuk berkembang.
-
Membuka ruang investasi baru (pabrik gandum, fasilitas distribusi).
Sinyal Bagi Riset Lokal
-
Komitmen impor memberi sinyal kuat bahwa pemerintah serius mengembangkan gandum tropis sebagai komoditas masa depan lewat kerja sama riset.
Tantangan dan Catatan Penting
Kelayakan Ekonomi Gandum Lokal
-
Gandum tropis sulit tumbuh di Indonesia akibat suhu tinggi, hanya cocok di dataran tinggi terbatas ~73.000 ha .
-
Biaya dan produktivitas masih menjadi kendala dibanding tebu, jagung, beras, atau tanaman lokal seperti sagu.
Diversifikasi Pangan Lokal
-
Alternatif seperti sorgum, singkong, ubi, atau sagu menawarkan potensi lebih mudah ditanam di wilayah tropis luas .
-
Namun industri makanan dan konsumen perlu waktu adaptasi budaya dan preferensi rasa.
Risiko Nilai Tukar dan Politik
-
Pembayaran dalam mata uang asing rentan terhadap nilai tukar yang fluktuatif.
-
Hubungan diplomatik dan kebijakan dagang dapat akan memengaruhi percepatan dan keberlanjutan kontrak impor.
Rekomendasi Strategis
- Perkuat Kontrak Strategis: Jalin MoU atau kontrak jangka panjang dengan AS untuk pengiriman tahunan dan harga yang disepakati.
- Dorong Investasi Riset: Fokuskan dana untuk riset varietas gandum tropis, uji coba budidaya di dataran tinggi.
- Kembangkan Alternatif Pangan Lokal: Ekspansi sorgum, sagu, ubi, termasuk dukungan industri pangan agar mampu menyerap substitusi gandum.
- Bangun Infrastruktur: Pelabuhan, gudang climate‑controlled, distribusi logistik untuk menjaga kualitas gandum impor.
- Sosialisasi Publik: Edukasi konsumen dan pelaku industri mengenai manfaat kontrak jangka panjang dan diversifikasi pangan.
Kesimpulan
Rencana borong gandum AS senilai Rp 24,34 triliun sampai 2030 bukan sekadar impor dalam jumlah besar. Strategi ini mencerminkan:
-
Manajemen risiko ketahanan pangan, menghindari volatilitas pasar.
-
Diversifikasi sumber pasokan, memperluas jaringan impor.
-
Penjaminan pasokan industri dan pakan ternak, menopang ekosistem pangan dalam negeri.
-
Dorongan untuk pengembangan gandum lokal melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
-
Langkah strategis penguatan industri pengolahan pangan nasional.
https://spvimalfoodstuff.com/