Jalan Tol Ditinggal Truk Logistik, Biang Keroknya Trungkap

Ditinggal Truk Logistik, Kalangan pengusaha logistik harus siap dengan bertambahnya biaya operasional akibat kenaikan tarif tol. Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), tarif 38 jalan tol yang bisa naik pada tahun ini.

Ditinggal Truk Logistik

Dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas truk logistik di sejumlah ruas jalan tol menurun drastis. Penurunan ini menjadi perhatian banyak pihak, terutama karena jalan tol dibangun sebagai jalur distribusi utama logistik nasional. Tapi mengapa truk logistik kini mulai “meninggalkan” jalan tol?

Trungkap, Biang Kerok Jalan Tol Sepi Truk?

Istilah “trungkap” mungkin terdengar asing, tapi kini jadi sorotan utama di kalangan pengusaha logistik. Trungkap adalah singkatan dari “tarif tinggi, untung nggak cukup”, yang menggambarkan kondisi tidak seimbang antara biaya operasional dan pendapatan yang diterima pelaku usaha logistik saat menggunakan jalan tol.

Banyak pengemudi dan perusahaan logistik mengeluhkan bahwa:

  • Tarif tol terlalu tinggi, terutama untuk rute jarak jauh.

  • Biaya tambahan, seperti BBM, parkir, dan pungutan liar, makin membebani.

  • Tidak ada insentif khusus untuk kendaraan logistik dibanding kendaraan pribadi.

Akibatnya, banyak sopir truk lebih memilih jalur arteri, meski lebih macet dan memakan waktu lebih lama.

Dampak Ekonomi: Efisiensi Distribusi Terancam

Ditinggalkannya jalan tol oleh truk logistik tentu menimbulkan efek domino:

  • Waktu pengiriman lebih lama, terutama antar kota/kabupaten.

  • Biaya distribusi naik karena konsumsi BBM bertambah dan risiko keterlambatan meningkat.

  • Kemacetan meningkat di jalan non-tol karena bertambahnya kendaraan berat.

Semua ini bisa berujung pada naiknya harga barang konsumsi di tingkat konsumen.

Solusi: Bagaimana Jalan Tol Bisa Kembali Menarik bagi Truk Logistik?

Untuk mengatasi fenomena “trungkap”, ada beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan:

Penyesuaian Tarif Tol untuk Truk Logistik

Pemerintah dan operator jalan tol perlu mempertimbangkan diskon atau tarif khusus untuk kendaraan logistik, terutama truk angkutan barang yang beroperasi di malam hari.

Fasilitas Penunjang di Rest Area

Truk logistik membutuhkan rest area dengan fasilitas lengkap, seperti tempat istirahat sopir, pengisian BBM khusus, serta bengkel ringan.

Insentif Pajak atau Subsidi BBM

Jika tarif tol tidak bisa diturunkan, maka opsi lain adalah pemberian insentif berupa subsidi BBM atau pemotongan pajak kendaraan logistik.

Q & A Dengan Topik Jalan Tol Terancam Truk Logistik Dengan Narasumber Dr. Budi Santosa, Ahli Ekonomi Transportasi Universitas Indonesia

Mengapa jalan tol kini ditinggalkan oleh banyak truk logistik?

A: Dr. Budi Santosa, ahli ekonomi transportasi dari Universitas Indonesia menjelaskan:

“Penyebab utama adalah biaya operasional yang membengkak. Tarif tol yang terus naik, ditambah harga BBM dan biaya distribusi, membuat banyak pengusaha logistik beralih ke jalan arteri.”

Menurutnya, dalam sistem logistik nasional, efisiensi biaya adalah segalanya. Jika tarif tol tidak sebanding dengan penghematan waktu dan biaya lain, pengusaha akan cari alternatif.

Apa itu ‘trungkap’, dan bagaimana hubungannya dengan fenomena ini?

A: Ir. Haryo Nugroho, pakar transportasi publik menjelaskan:

“Trungkap adalah istilah di kalangan sopir untuk jalur keluar-masuk ilegal atau semi-resmi dari tol ke jalan umum. Mereka gunakan ini untuk menghindari gerbang tol yang mahal atau terlalu jauh.”

Fenomena trungkap menunjukkan adanya celah dalam pengawasan dan perencanaan jaringan tol. Ini bisa jadi indikator bahwa tata kelola sistem distribusi belum optimal.

Apakah tarif tol saat ini sudah tidak rasional untuk logistik?

A: Ya, untuk sektor logistik tertentu, menurut Dr. Budi:

“Beberapa ruas tol di Jawa memiliki tarif yang terlalu tinggi untuk kendaraan berat, apalagi jika tidak disertai fasilitas rest area logistik dan pengaturan waktu operasional.”

Misalnya, tarif tol Jakarta-Surabaya bisa mencapai lebih dari Rp1 juta untuk truk besar. Bila waktu tempuh hanya selisih 2-3 jam dibanding jalan arteri, operator logistik akan hitung ulang efisiensinya.

Bagaimana dampaknya terhadap perekonomian nasional?

A: Sangat besar. Efisiensi logistik memengaruhi harga barang di tingkat konsumen. Bila jalan tol tidak menarik bagi logistik, distribusi jadi lambat dan mahal. Menurut data Kemenhub, sektor logistik menyumbang lebih dari 23% biaya produk di Indonesia—salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara.

Solusi apa yang bisa ditawarkan untuk menarik kembali truk logistik ke jalan tol?

A: Beberapa solusi dari para ahli:

  1. Subsidi silang tarif tol untuk logistik – Apalagi untuk jalur distribusi bahan pokok.

  2. Perluasan akses masuk-keluar tol resmi – Mengurangi ketergantungan pada trungkap.

  3. Integrasi sistem logistik digital – Agar pengiriman via tol lebih terukur dan terkontrol.

  4. Rest area khusus truk logistik – Dengan fasilitas pengisian BBM, parkir dan perawatan.

“Kalau tol mau jadi tulang punggung logistik, maka ia harus ramah terhadap kebutuhan pelaku logistik, bukan hanya pengguna pribadi,” tutup Haryo Nugroho.

Kesimpulan

Fenomena jalan tol ditinggal truk logistik tidak bisa dianggap sepele. Trungkap, sebagai istilah yang menggambarkan ketimpangan biaya dan pendapatan, menjadi sinyal kuat bahwa perlu ada evaluasi serius dalam kebijakan transportasi logistik nasional. Tanpa solusi konkret, efisiensi distribusi barang bisa terus menurun, dan ujung-ujungnya akan merugikan perekonomian nasional.

kadobet login

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*